Kisah Para Rasul - Kisah Kematian Nabiyullah Adam ‘Alayhi Salam

Blog Motivasi |
Kisah Para Rasul - Kisah Kematian Nabiyullah Adam ‘Alayhi Salam , kisah , kisah dalam Al-Quran , kisah dalam hadits , kisah Nabi Adam , Kisah Nabi dan Rasul

Kisah ini memberitakan kepada kita ihwal saat-saat terakhir kehidupan bapak kita Adam dan keadaannya pada dikala sakaratul maut. Para Malaikat memandikannya , memberinya wangi-wangian , mengkafaninya , menggali kuburnya , menshalatkannya , menguburkannya dan menimbunnya dengan
tanah. Mereka melakukan itu untuk menunjukkan pengajaran kepada anak cucu sesudahnya , ihwal bagaimana cara menangani orang mati.


NASH HADITS

Dari Uttiy bin Dhamurah As-Sa'di berkata , "Aku melihat seorang Syaikh di Madinah sedang berbicara. Lalu gua bertanya tentangnya." Mereka menjawab , "Itu ialah Ubay bin Kaab." Ubay
berkata , "Ketika maut datang menjemput Adam , ia berkata kepada anak-anaknya , 'Wahai anak-anakku , gua ingin makan buah Surga." Lalu anak-anaknya pergi mencari untuknya. Mereka disambut oleh para Malaikat yang membawa kafan Adam dan wewangiannya. Mereka juga membawa kapak , sekop , dan cangkul.

Para Malaikat bertanya , "Wahai belum dewasa Adam , apa yang kalian cari? Atau apa yang kalian mau Dan ke mana kalian pergi?" Mereka menjawab , "Bapak kami sakit , ia ingin makan buah dari Surga." Para Malaikat menjawab , "Pulanglah , sebab ketetapan untuk bapak kalian telah tiba."

Lalu para Malaikat datang. Hawa melihat dan mengenali mereka , maka ia berlindung kepada Adam. Adam berkata kepada Hawa , "Menjauhlah dariku. Aku pernah melaksanakan kesalahan karenamu. Biarkan gua dengan Malaikat Tuhanku Tabaraka wa Taala." Lalu para Malaikat mencabut nyawanya , memandikannya , mengkafaninya , memberinya wewangian , menyiapkan kuburnya dengan membuat liang lahat di kuburnya , menshalatinya. Mereka masuk ke kuburnya dan meletakkan Adam di dalamnya , lalu mereka meletakkan bata di atasnya. Kemudian mereka keluar dari kubur , mereka menimbunnya dengan batu. Lalu mereka berkata , "Wahai Bani Adam , ini ialah sunnah kalian."


TAKHRIJ HADITS

Hadits ini diriwayatkan oleh Abdullah bin Imam Ahmad dalam Zawaidul Musnad , 5/136.

Ibnu Katsir setelah menyebutkan hadits ini berkata , "Sanadnya shahih kepadanya." (Yakni kepada Ubay bin Kaab). Al-Bidayah wan Nihayah , 1/98. Al-Haitsami berkata , "Diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad. Rawi-rawinya ialah rawi-rawi hadits shahih , kecuali Uttiy bin Dhamurah. Dia ialah rawi tsiqah." Majmauz Zawaid , 8/199. Hadits ini walaupun mauquf (sanadnya tidak hingga pada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam) pada Ubay bin Kaab , tetapi mempunyai kekuatan hadits marfu’ , sebab perkara ibarat ini tidak membuka peluang bagi nalar untuk mengakalinya.


PENJELASAN HADITS

Hadits ini menceritakan info bapak kita , Adam manakala maut datang menjemputnya , Adam rindu buah surga. Ini menunjukkan betapa cinta Adam kepada surga , dan kerinduannya untuk kembali kepadanya. Bagaimana ia tidak rindu Surga , sementara ia pernah tinggal di dalamnya , mencicipi kenikmatan dan keenakannya untuk beberapa saat. Bisa jadi impian Adam untuk makan buah Surga merupakan tanda dekatnya ajal. Sebagian hadits menyatakan bahwa Adam mengetahui hitungan tahun-tahun umurnya. Dia menghitung umurnya yang telah berlalu. Nampaknya ia mengetahui bahwa tahun-tahun umurnya telah habis.Perpindahannya ke alam Akhirat telah dekat. Dan tanpa ragu , Adam mengetahui bahwa anak-anaknya tidak mungkin memenuhi permintaannya. Mana mungkin mereka bisa menembus Surga lalu memetik buahnya. Anak-anak Adam juga menyadari hal itu. Akan tetapi , sebab rasa bakti mereka kepada bapak mereka , hal itulah yang mendorong mereka untuk berangkat mencari.

Belum jauh belum dewasa Adam meninggalkan bapaknya , mereka telah dihadang oleh beberapa Malaikat yang bermetamorfosis dalam wujud orang laki-laki. Mereka
telah membawa perlengkapan untuk menyiapkan orang mati. Para Malaikat memperagakan apa yang
dilakukan oleh kaum muslimin terhadap mayat ibarat pada hari ini. Mereka membawa kafan , wewangian , juga membawa kapak , cangkul , dan sekop yang lazim diharapkan untuk menggali kubur.
Ketika belum dewasa Adam memberikan tujuan mereka dan apa yang mereka cari , para Malaikat meminta mereka untuk pulang kepada bapak mereka , sebab bapak mereka telah habis umurnya dan ditetapkan ajalnya.

Manakala para Malaikat maut datang kepada Adam , Hawa mengenalinya sehingga ia berlindung kepada Adam. Sepertinya Hawa hendak membujuk Adam semoga memilih hidup di dunia , sebab para Rasul tidak diambil nyawanya sebelum mereka diberi pilihan (antara kehidupan dunia dan akhirat) sebagaimana yang disampaikan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam kepada kita. Adam tidak menggubris dan menghardinya dengan berkata , "Menjauhlah dariku , sebab gua pernah melaksanakan dosa karenamu." Adam mengisyaratkan rayuan Hawa untuk makan pohon yang dilarang semasa keduanya berada di Surga.

Para Malaikat mengambil ruh Adam. Mereka sendirilah yang mengurusi jenazahnya dan menguburkannya , sementara belum dewasa Adam melihat mereka. Para Malaikat itu memandikannya , mengkafaninya , memberinya wangi-wangian , menggali kuburnya , membuat liang lahat , menshalatinya , masuk ke kuburnya , meletakkannya di dalamnya , lalu mereka menutupnya dengan bata. Kemudian mereka keluar dari kubur dan menimbunkan tanah kepadanya. Para Malaikat mengajarkan semua itu kepada belum dewasa Adam. Mereka berkata , "Wahai Bani Adam , ini ialah sunnah kalian." Yakni , cara yang Tuhan pilih untuk kalian dalam hal mengurusi mayat kalian.

Cara ini ialah syariat umum yang berlaku untuk seluruh Rasul dan semua orang beriman di bumi ini , mulai semenjak dikala itu hingga sekarang. Dan cara apa pun yang menyelisihinya berarti menyimpang dari petunjuk Tuhan , yang besar kecilnya tergantung pada kadar penyimpangannya. Barang siapa melihat tuntunan kaum muslimin dalam urusan mayat yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam , maka ia pasti melihat kesamaan antara hal itu dengan perlakuan para Malaikat kepada Adam.

Sepanjang sejarah , petunjuk ini telah banyak diselisihi oleh sebagian besar umat manusia. Ada yang memperabukan orang mati. Ada yang membangun bangunan megah , ibarat piramid , untuk mengubur orang yang mati dengan meletakkan makanan , minuman , mutiara dan pelengkap bersamanya. Ada yang meletakkan mayit di kotak watu atau kayu. Semua itu menuntut biaya yang mahal dan hanya membuang-buang energi untuk sesuatu yang tidak berguna. Dan yang paling utama , semua itu telah menyelisihi petunjuk yang Tuhan syariatkan kepada mayit Bani Adam.


PELAJARAN-PELAJARAN DAN FAEDAH-FAEDAH
HADITS

1. Disyariatkan menyiapkan mayit dan menguburkannya ibarat disebutkan di dalam hadits.

2. Sunnah terhadap mayit ialah petunjuk semua Rasul dalam setiap syariat mereka.

3. Pengajaran Malaikat kepada belum dewasa Adam ihwal sunnah ini dengan ucapan dan perbuatan.

4. Semua cara menangani mayit selain cara yang disebutkan di dalam hadits di atas ialah penyimpangan dari manhaj dan petunjuk Allah.

5. Keutamaan mengurusi bapak kita Adam , jenazahnya , di mana para Malaikat menshalatkannya dan
menguburkannya.

6. Kemampuan para Malaikat untuk bermetamorfosis menjadi insan dan melaksanakan sesuatu yang dilakukan oleh manusia.

7. Sudah munculnya beberapa peralatann semenjak zaman insan pertama , ibarat kapak , cangkul dan sekop.

8. Seseorang harus berhati-hati terhadap istrinya yang bisa menjadi penyebab penyimpangannya. Adam memakan buah sebab hasutan Hawa. Dan Tuhan telah meminta kita semoga berhati-hati terhadap sebagian istri dan belum dewasa kita , "Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu , maka berhati-hatilah terhadap mereka." (QS. At-Thaghabun: 14)